[H3] CARA MEMVERIFIKASI PAYPAL DENGAN KARTU DEBIT (ATM) BANK PERMATA
[H3]
[H3] KARTU DEBIT (ATM) VISA BANK PERMATA SUDAH BISA UNTUK VERIFIKASI PAYPAL SERTA BELANJA ONLINE DI PAYPAL, EBAY, AMAZON, GOOGLE PLAYSTORE, ITUNES SERTA SITUS DALAM NEGERI (TOKOPEDIA, BHINNEKA, LAZADA DSB)!
[H4] Quote:A. How do I become verified?
For the time being, the only way to become verified in Indonesia is to
add a debit or credit card to your PayPal account and complete the card
confirmation process.
You can use any card with a Visa, MasterCard, American Express, or
Discover logo. Your card must also be enabled for making international
online payments. You may need to contact your bank or card issuer to
find out if online payments are enabled.
Note: We don't accept VCC (virtual credit card or bank) for example from Neteller, Payoneer or VCN by BNI.
[H4] Quote:I noticed that you added VCC card **4985 and we have removed it from your account. Please always use your local issued card only as the funding source. Note: We do not accept VCC (virtual credit card or bank) for example from Neteller, Payoneer, VCN by BNI, or CIMB Octopay. It's my pleasure to assist you. If you have any questions, click Help & Contact at the bottom of any PayPal page.
[H4]
[H4]
[H6] 1. Untuk limit transaksi harian yang menggunakan mesin EDC/POS atau dengan CVV1/iCVV (data di magnetic stripe/chip) baik dengan otentikasi PIN ataupun Signature (Card Present Transaction) adalah sesuai dengan jenis kartu debit tabungan Permata -> Contoh untuk Permata Personal: Rp 10.000.000,00/Hari.
[H6] 2. Untuk limit transaksi harian secara online (Card Not Present Transaction/CNP/MOTO/Internet) ada 3 buah berdasarkan risknya:- 3dsecure online transaction (VBV) yaitu otentikasinya dengan menggunakan kode OTP dan CVV2/CVV (3 angka dibelakang kartu): Sama dengan limit transaksi harian kartu debit tabungan pada mesin EDC -> Contoh untuk Permata Personal: Rp 10.000.000,00/Hari. Kalau online merchantnya misalnya di Tokopedia, Bukalapak, Bhinneka, dsb.- Secure online transaction yaitu otentikasinya menggunakan kode CVV2/CVV tapi tidak dengan VBV: Juga masih sama dengan limit transaksi online harian kartu debit tabungan dengan menggunakan VBV dan EDC -> Contoh Permata Personal: Rp 10.000.000,00/Hari. Kalau online merchantnya misalnya di Lazada, Steam, Microsoft Store dsb (pakai direct checkout/dengan CVV prompt).- (High Risk) Unsecure online transaction yaitu otentikasinya hanya dengan nomor kartu dan expiry date namun tanpa kode CVV: ini limitnya hanya sampai Rp 500.000/Hari, berlaku untuk semua jenis kartu debit tabungan Permata dan tidak tergantung jumlah saldo anda, Jika transaksi lebih dari jumlah itu akan otomatis ditolak (declined). Kalau online merchant/payment gatewaynya misalnya PayPal, Amazon, Itunes, Google Play dsb (biasanya model yang data kartunya tersimpan diakun/tanpa CVV prompt).
[H6] Note: Limit harian belanja kartu debit tabungan i.e. Permata Personal Rp 10 juta dst adalah tetap limit total gabungan/akumulasi dari transaksi EDC + Online jika ada, bukan terpisah. Istilah "secure" dan "unsecure" disini hanya gambaran jenis transaksi berdasarkan faktor risk saja dan tidak berarti bahwa secara real transaksi tersebut tidak/kurang aman. Dari sisi fraud detection/prevention and risk management memang semua transaksi kartu tidak hadir/menggunakan nomor kartu (CNP/online) terutama yang tidak menggunakan otentikasi 3dsecure akan tetap dipandang lebih high risk daripada transaksi kartu hadir/fisik khususnya untuk kartu debit. Hal yang sama juga berlaku untuk transaksi kartu fisik dengan otentikasi PIN dan non PIN (beda risk) dst sehingga masing-masing memerlukan effort dan monitoring/analysis yang berbeda ataupun policy tersendiri dari pihak bank.
[H6] 1.
Untuk limit transaksi harian yang menggunakan mesin EDC/POS atau dengan
CVV1/iCVV (data di magnetic stripe/chip) baik dengan otentikasi PIN
ataupun Signature (Card Present Transaction) adalah sesuai dengan jenis
kartu debit tabungan Permata -> Contoh untuk Permata Personal: Rp 10.000.000,00/Hari.
[H6] 2. Untuk limit transaksi harian secara online (Card Not Present Transaction/CNP/MOTO/Internet) ada 3 buah berdasarkan risknya:- 3dsecure
online transaction (VBV) yaitu otentikasinya dengan menggunakan kode OTP
dan CVV2/CVV (3 angka dibelakang kartu): Sama dengan limit transaksi
harian kartu debit tabungan pada mesin EDC -> Contoh untuk
Permata Personal: Rp 10.000.000,00/Hari. Kalau online merchantnya
misalnya di Tokopedia, Bukalapak, Bhinneka, dsb.- Secure online
transaction yaitu otentikasinya menggunakan kode CVV2/CVV tapi tidak
dengan VBV: Juga masih sama dengan limit transaksi online harian kartu
debit tabungan dengan menggunakan VBV dan EDC -> Contoh Permata
Personal: Rp 10.000.000,00/Hari. Kalau online merchantnya misalnya di
Lazada, Steam, Microsoft Store dsb (pakai direct checkout/dengan CVV
prompt).- (High Risk) Unsecure online transaction yaitu otentikasinya hanya dengan nomor kartu dan expiry date namun tanpa kode
CVV: ini limitnya hanya sampai Rp 500.000/Hari, berlaku untuk semua
jenis kartu debit tabungan Permata dan tidak tergantung jumlah saldo
anda, Jika transaksi lebih dari jumlah itu akan otomatis ditolak
(declined). Kalau online merchant/payment gatewaynya misalnya
PayPal, Amazon, Itunes, Google Play dsb (biasanya model yang data
kartunya tersimpan diakun/tanpa CVV prompt).
[H6]
[H6] Note:
Limit harian belanja kartu debit tabungan i.e. Permata Personal Rp 10
juta dst adalah tetap limit total gabungan/akumulasi dari transaksi EDC +
Online jika ada, bukan terpisah. Istilah "secure" dan "unsecure" disini
hanya gambaran jenis transaksi berdasarkan faktor risk saja dan tidak
berarti bahwa secara real transaksi tersebut tidak/kurang aman. Dari
sisi fraud detection/prevention and risk management memang semua
transaksi kartu tidak hadir/menggunakan nomor kartu (CNP/online)
terutama yang tidak menggunakan otentikasi 3dsecure akan tetap dipandang
lebih high risk daripada transaksi kartu hadir/fisik khususnya untuk
kartu debit. Hal yang sama juga berlaku untuk transaksi kartu fisik
dengan otentikasi PIN dan non PIN (beda risk) dst sehingga masing-masing
memerlukan effort dan monitoring/analysis yang berbeda ataupun policy
tersendiri dari pihak bank.